Diagnosis Kolitis

Ujian dan Tes Apa yang Mendiagnosis Kolitis?

Meskipun tidak menyenangkan, pemeriksaan dubur sangat penting. Dengan menggunakan jari, dokter akan merasakan di dalam rektum, menjelajahi setiap massa atau tumor. Warna dan konsistensi tinja dapat dievaluasi, dan jika tidak terlalu berdarah, dapat diuji untuk darah okultisme (darah yang ada tetapi tidak dapat dilihat dengan mata telanjang).
Tes laboratorium

Sejarah akan membantu profesional perawatan kesehatan memutuskan tes untuk memesan dan budaya apa yang sesuai. Tes darah membantu menilai stabilitas pasien, dan juga mengeksplorasi potensi masalah yang terkait dengan kolitis.

    Hitung darah lengkap (CBC) akan menilai jumlah sel darah merah, jumlah sel darah putih, dan jumlah trombosit.
        Jumlah sel darah merah akan membantu menentukan jumlah perdarahan.
        Jumlah sel darah putih meningkat ketika tubuh sedang mengalami fisik (latihan), fisiologis, atau stres emosional.
        Trombosit membantu darah menggumpal, sehingga mengetahui jumlah trombosit pada pasien dengan perdarahan mungkin berguna.
    Kelainan elektrolit dapat terjadi dengan diare. Rendah natrium (hiponatremia) dan rendah kalium (hipokalemia) tingkat dapat terjadi dan menyebabkan gejala jauh dari tanda-tanda dan gejala kolitis awal.
    Fungsi ginjal dapat dinilai dengan mengukur kadar BUN (blood urea nitrogen) dan kreatinin.
    Tingkat sedimentasi eritrosit (ESR) dan C reactive protein (CRP) adalah tes peradangan nonspesifik di tubuh.
    Sampel tinja dapat dikumpulkan untuk kultur, mencari infeksi sebagai penyebab kolitis

Kolonoskopi

Jika penyebab khusus kolitis tidak mudah terlihat, maka kolonoskopi dapat dipertimbangkan. Seorang gastroenterologist akan memasukkan kamera fiberoptik fleksibel panjang ke anus dan memeriksa panjang penuh usus besar. Munculnya usus besar dengan sendirinya mungkin cukup untuk membuat diagnosis. Biopsi (potongan kecil jaringan) dapat diambil dari lapisan usus besar dan diperiksa oleh ahli patologi (dokter medis yang mengkhususkan diri dalam diagnosis jaringan) untuk membantu mengkonfirmasi diagnosis. Kolitis mikroskopik (limfositik dan kolagen) hanya dapat didiagnosis dengan biopsi dari daerah yang terkena.

Kolonoskopi adalah tes skrining kanker penting dan sangat penting bagi pasien yang memiliki darah di tinja mereka yang tidak dapat dijelaskan dengan diagnosis lain.
Imaging

Computerized tomography (CT) dapat digunakan untuk membayangkan usus besar dan bagian perut lainnya. Jenis kolitis yang berbeda memiliki pola khas yang dapat membantu ahli radiologi mengenali diagnosis spesifik. CT scan dapat segera diperintahkan jika riwayat dan pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh profesional perawatan kesehatan mengarah ke kekhawatiran bahwa ada masalah mendesak atau muncul yang mungkin memerlukan pembedahan. Kadang-kadang, barium enema atau tes pencitraan lain seperti ultrasound dapat digunakan untuk mengevaluasi anatomi usus besar dan membantu dalam diagnosis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar